Gatra News

https://www.gatra.com/detail/news/423753/lifestyle/memori-dua-seniman-di-pameran-to-remember

Yogyakarta, Gatra.com  - Dua seniman asal Yogyakarta, Kusbudiyanto dan Haryo Seno Agus Subagyo alias Haryo Sas, memamerkan karya-karya mereka dalam pameran bertajuk “To Remember”, sepanjang 22 - 30 Juni 2019 di Bentara Budaya Yogyakarta.
Kusbudiyanto menyajikan 13 karya dalam pameran ini. Karya Kusbudiyanto kerap menggunakan warna-warni cerah dan berfikir beragam objek yang saling berimpit mirip relief atau motif batik.
Di lukisan yang ia beri judul 'Jogja's Identity' tahun 2017 misalnya. Berbagai figur tumpah memenuhi kanvas yang menggambarkan kesibukan di pasar teadisional.
“Karya saya adalah ekspresi dan visualisasi dari momen-momen penting dalam hidup saya. Makanya saya beri judul pameran Judul 'To Remember'. Masing-masing karya saya buat dalam kurun waktu antara 2 minggu hingga 1,5 bulan, ”ujar Kusbudiyanto kepada Gatra.com di sela pembukaan pameran, Sabtu (22/6) malam.
Kusbudiyanto perupa kelahiran Yogyakarta, 5 April 1969. Namun sebelumnya ia lulus pendidikan di jurusan Ekonomi Manajemen AMP YKPN, 1999 - 2002. Kini ia menekuni profesi sebagai konsultan desain untuk perajin rotan.
Sementara Haryo Sas menampilkan 12 lukisan karyanya buatan 2018 dan 2019. Lukisan karya Haryo Sas banyak diisi manusia dengan berbagai aktivitas keseharian. Contoh: 'Born Around Fire' buatan 2019 yang menggambarkan sesosok ibu yang sedang hamil dan kelilingi goresan
Haryo perupa kelahiran Gunungkidul, 4 Desember 1972. Ia menempuh pendidikan pasca-sarjana di ISI Yogyakarta selama 2012 - 2015. Haryo berprofesi sebagai ilustrator buku dan pengajar di Politeknik Seni Yogyakarta sejak 2016.
Menurut Haryo, pameran menjadi bentuk pertanggungjawaban moral sebagai seniman. Seniman berpameran suka menerbitkan penulis yang menerbitkan buku.
“Dalam bahasa Jawa ada istilah eling lan waspada . Eling menurut diskusi saya adalah mengingat peristiwa baik yang dialami pribadi atau peristiwa sejarah yang ditulis. Peristiwa itu merupakan cermin introspeksi untuk menghindari kekinian, bahkan sebaliknya yang pernah terjadi, ”kata Haryo.
Baginya, pembuatan karya-karya ini merupakan proses panjang. Eksplorasi terhadap suatu peristiwa hingga suatu karya tergantung dari besar suatu peristiwa yang mempengaruhi pemikirian sang seniman.
Saat dibuka pameran duo seniman itu, perupa saat pengusaha Timbul Raharjo mengatakan bahwa inspirasi dapat diperoleh dari kenangan masa lalu. “Saya melihat ini seperti berhenti sejenak melihat acara. Artinya seperti nostalgia, ”ujar Timbul.
Kurator pameran ini, Regina Bimadona, menyebut Kusbudiyanto dan Hatyo Sas ingin menunjukkan ingatan, kerinduan masa lalu, dan pengalaman pribadi mereka melalui karya.
“Lukisan Kusbudiyanto merupakan gambaran dari perjalanan sejarah yang ditangkapnya sejak kecil. Juga representasi dari masyarakat di mana ia tinggal. Sementara Lukisan Haryo Sas merupakan kontemplasi pengalaman batin kerohanian yang dipadukan dengan pengalaman sehari-hari, ”tulis Regina dalam catatan pengantar pameran.
Pameran lukisan ini sebagai penutup dari rangkaian acara BBY di semester pertama 2019. Menurut Kusbudiyanto, BBY menjadi tempat yang tepat untuk memulai langkah sebagai pelukis. Maklum saja, To Remember jadi pameran kedua dalam karirnya sebagai pelukis setelah tahun lalu ia ikut menunjukkan lukisannya di pameran bersama "Nandur Srawung".

Komentar

Postingan populer dari blog ini